Saturday, August 20, 2011

kematian Burung Beo

ini adalah sebuah kisah yang menceritakan kematian seekor burung beo.
ada seorang ustad yang memiliki seekor burung beo. Pada suatu hari burung tersebut lepas dari kandangnya dan keesokan harinya ditemukan saat burung tersebut diterkam oleh seekor kucing. sang ustad hanya memperhatikan apa yang terjadi pada burung beo tersebut.
'Oaak..Oaaak......., ...Oaaak.' teriak burung beo.
si Ustad tak melekukan apa apa. dia hanya melihat dan memperhatikan.
Esok harinya, dia si Ustad tak keluar rumah. dia merenung dan menangis.
kejadian ini berlangsung selama dua hari. Ustad yang merupakan pengasuh pondok pesantren telah membuat para santrinya kehilangan karena sudah dua hari beliau tidak mengisi majelis taklim. pada hari ketiga seorang santri menengok Ustad
'tad. ada apa tad, sudah dua hari antum tidak ngisi taklim.' tanya santri.
ustad tidak menjawab. si santri juga bertanya lagi.
'apa ada yang mengganggu ustad.'
'atau ada kejadian yang membuat ustad sakit.' lanjut santri.
Diam beberapa lama, ustad akhirnya angkat bicara.
'hhhh(mendesah). kamu lihat kandang burung beo yang ada disamping rumahku.'tanya ustad.
'ya tad. lho burungnya kemana?'
'beberapa hari yang lalu burung beo tersebut lepas. esok harinya aku temukan saat dicngkeram seekor kucing dan burung beo itu berteriak Oaak-Oaaak'
'memangnya kenapa tad?'
'aku ngak habis pikir. Bagai mana bisa begitu, padahal selama aku pelihara aku ajarin dia mengucapkan salam, bismillah, alhamdulillah dan masih banyak. dan burung beo tersebuit bisa. aku ajarin hampir tiap hari. aku sudah ajarin bacaan2 tsb kenapa pas mau mati dia malah berteriak Oaak-Oak.'
santri terdiam dan ustadpun diam sejenak.
'Aku takut nasib saya sama dengan burung beo. aku telah banyak belajar agama, bisa baca kitab, dan jadi pengasuh pondok lagi. aku khawatir tidak mampu mangucapkan la ilaha ilallah saat akam meninggal. buktinya burung tersebut juga belajar dan di akhir hayat dia tidak mampu menggunakan apa yang telah dipelajari.'
-----------
begitulah nasib burung beo yang belajar hanya karena mengikuti saja, tidak menggunakan hati. jangan-jangan kita yang telah belajar banyak bernasib sama dengan burung beo. karena kita belajar tanpa didsari oleh keimanan dan keihlasan.
oleh karena itu marilah kita menguatkan iman dan terus beramal dan amal sebagai penopang iman. semoga di akhir hayat nanti kita bisa berada dalam keadaan khusnul khatimah.

No comments:

Post a Comment