ini adalah sebuah kisah yang menceritakan kematian seekor burung beo.
ada
seorang ustad yang memiliki seekor burung beo. Pada suatu hari burung
tersebut lepas dari kandangnya dan keesokan harinya ditemukan saat
burung tersebut diterkam oleh seekor kucing. sang ustad hanya
memperhatikan apa yang terjadi pada burung beo tersebut.
'Oaak..Oaaak......., ...Oaaak.' teriak burung beo.
si Ustad tak melekukan apa apa. dia hanya melihat dan memperhatikan.
Esok harinya, dia si Ustad tak keluar rumah. dia merenung dan menangis.
kejadian
ini berlangsung selama dua hari. Ustad yang merupakan pengasuh pondok
pesantren telah membuat para santrinya kehilangan karena sudah dua hari
beliau tidak mengisi majelis taklim. pada hari ketiga seorang santri
menengok Ustad
'tad. ada apa tad, sudah dua hari antum tidak ngisi taklim.' tanya santri.
ustad tidak menjawab. si santri juga bertanya lagi.
'apa ada yang mengganggu ustad.'
'atau ada kejadian yang membuat ustad sakit.' lanjut santri.
Diam beberapa lama, ustad akhirnya angkat bicara.
'hhhh(mendesah). kamu lihat kandang burung beo yang ada disamping rumahku.'tanya ustad.
'ya tad. lho burungnya kemana?'
'beberapa
hari yang lalu burung beo tersebut lepas. esok harinya aku temukan saat
dicngkeram seekor kucing dan burung beo itu berteriak Oaak-Oaaak'
'memangnya kenapa tad?'
'aku
ngak habis pikir. Bagai mana bisa begitu, padahal selama aku pelihara
aku ajarin dia mengucapkan salam, bismillah, alhamdulillah dan masih
banyak. dan burung beo tersebuit bisa. aku ajarin hampir tiap hari. aku
sudah ajarin bacaan2 tsb kenapa pas mau mati dia malah berteriak
Oaak-Oak.'
santri terdiam dan ustadpun diam sejenak.
'Aku
takut nasib saya sama dengan burung beo. aku telah banyak belajar
agama, bisa baca kitab, dan jadi pengasuh pondok lagi. aku khawatir
tidak mampu mangucapkan la ilaha ilallah saat akam meninggal. buktinya
burung tersebut juga belajar dan di akhir hayat dia tidak mampu
menggunakan apa yang telah dipelajari.'
-----------
begitulah
nasib burung beo yang belajar hanya karena mengikuti saja, tidak
menggunakan hati. jangan-jangan kita yang telah belajar banyak bernasib
sama dengan burung beo. karena kita belajar tanpa didsari oleh keimanan
dan keihlasan.
oleh
karena itu marilah kita menguatkan iman dan terus beramal dan amal
sebagai penopang iman. semoga di akhir hayat nanti kita bisa berada
dalam keadaan khusnul khatimah.
No comments:
Post a Comment